Memaknai Kata Sejahtera
Banyak orang ingin bahagia. Sampe2 salah seorang sahabat Rasulullah sebelum masuk Islam, tatkala ditawari oleh Rasulullah untuk masuk Islam, maka pertanyaan yang pertama kali muncul adalah.. kurang lebihnya “Apakah saya akan bahagia?” Bahagia di sini maksudnya adalah bahagia dengan menjadikan Islam sebagai dien yang ia yakini sebagai jalan hidupnya. Ketika sahabat tersebut meminta untuk berpikir selama 2 pekan, Rasulullah malah memberinya waktu selama 2 bulan. Hmm.. bahagia ya. Moga2 bila saya mencoba mendefinisikan kata bahagia ini artinya bukan.. “manakala orang lain menderita”. Sebenernya klo saya mencoba membahas bahagia itu sendiri, maka pemaknaan awalnya justru bukan berasal dari kata “bahagia” itu sendiri pemirsa. Tapi pemaknaannya dimulai dari kata “sejahtera”. Lantaran orang sejahtera, ato setidak-tidaknya “merasa” sejahtera, maka ia bahagia. Cuma apa itu sejahtera? Mari kita sama2 baca cerita berikut ini..
Tersebutlah suatu tempat di hutan belantara, hiduplah seekor burung mungil. Hidup bebas dengan segala apa yang ia bisa dapatkan dari hutan itu baik berupa makanan maupun minuman juga tempat tinggal. Sekilas ne burung kecil kasian juga pemirsa. Lantaran gak sedikit predator yang ingin memangsanya. Namun alhamdulillah dengan caranya sendiri, ia bisa mempertahankan diri. Suatu ketika tatkala si burung kecil ini melintas melalui sungai, ada beberapa manusia dengan perahu beserta perbekalan yang dibawanya melintasi hutan belantara tersebut melalui sungai. Sebuah kapal yang mewah tentunya. Si burung kecil melihat saat itu terdapat seekor burung kakak tua yang kakinya di rantai di tempat ia hinggap. Tatkala si manusia sedang tidak ada, entah lagi makan ato istirahat, si burung kecil mendekati si burung kakak tua. Terjadilah obrolan antara si burung kecil dengan si burung kakak tua. “Wahai kakak tua, betapa bahagianya dirimu dengan segala kesejahteraan yang Kau miliki” kata si burung kecil. Kakak tua pun menyahut “Wahai burung kecil, Engkau melihat kesejahteraan dari apa yang bisa Engkau lihat. Namun dirimu tidak mengetahui apakah benar diriku ini bahagia dengan apa2 yang aku peroleh berupa kesejahteraan ini. Diriku malah merasa dirimu adalah burung yang paling bahagia lantaran Engkau bisa bebas terbang ke mana pun Engkau mau” jawab si kakak tua.
Hikmah apa yang bisa Anda petik pemirsa? Dari obrolan antara si burung kecil dan si kakak tua tersebut? Klo Anda hendak memaknai mengenai kesejahteraan itu sendiri, memaknai suatu hal yang sangat mungkin membuat diri Anda bahagia, maka sejahtera sesungguhnya letaknya ada di.. dalam hati.. Pernahkah Anda melihat seorang yang berjuang dengan segala kesusahannya sampai2 bila kita melihatnya maka kita akan melihat betapa ia menderita. Namun orang ini menjawab bahwa ia bahagia dengan keadaannya lantaran.. ia telah memberi dengan apa yang ia bisa beri. Pernah dalam suatu training motivasi.. dikatakan oleh si trainer bahwa.. kebahagiaan sejati justru.. akan Anda peroleh manakala Anda bisa memberi.. dalam arti menjadi mahluk yang bermanfaat bagi mahluk lainnya. Bener gak seh pemirsa? Moga2 aja benar.