Emangnya di Kantor Gak Ada Cuti?

Saat saya berobat ke dokter, saya sempat ngobrol2 dengan frontdesk-nya. “Ada obat tidurnya gak?” tanyaku. Frontdesk-nya menjawab “Ada”. Hmm.. saya pun mikir2 dan ngobrol dengan frontdesk-nya. Sebutlah yang menjadi frontdesk itu adalah Fulanah. Fulanah bertanya “Emangnya gak ada cuti ya di kantor”. Fulanah ini sepertinya bertanya kenapa kok saya sampe sering sakit dalam beberapa bulan ini. Sebenernya klo sakit seh baru sekarang kali ya. Artinya sakit yang beneran. Klo kemarin kayak na gara2 salah makan jadinya kena diare. Btw mendengar pertanyaan Fulanah ini saya tuh agak2 ingin tertawa di dalam hati. Kenapa saya tertawa pemirsa? Karena saya sering menjadi back-up rekan2 saya manakala mereka tidak bisa menangani suatu kasus. Sebutlah menguji misalnya. Jadi apa jadinya klo yang nge-back-up aja cuti? Lainnya lagi.. saya merasa go-sip di kantor tuh gampang menyebar sekali untuk hal2 yang blon tentu jelas duduk perkaranya. Sehingga sering saya mesti ber-capek2 menjelaskan mengenai duduk perkara yang sebenarnya. Jadi jangan heran untuk masalah sakit yang benar2 sakit, saya dicurigai tidak sakit. Sampe2 pernah muntah di ruang administrasi gara2 nahan rasa sakit. Keren kan pemirsa? Jadi untuk hal yang bener aja terkadang saya masih dipersalahkan. Maklum mungkin saya hidup di negeri impian kali ya. Klo di Indonesia Raya Merdekah Merdekah mah gak gtu kali ya. Intinya seh.. bila pun saya bermaksud ngambil cuti, harapannya, saya cuti di saat yang tidak mengganggu jalannya proses bisnis organisasi. Saya selalu berusaha untuk berpikir.. mengenai.. “Bagaimana caranya agar perusahaan tetap diuntungkan dengan keberadaan saya”. Btw denger2 ada satu lagi yang menarik neh. Menurut aturan akreditasi prodi (program studi) S1 yang baru, minimal tatap muka pengajaran di kelas harus di atas 95 persen. Kira2 bisa cuti gak ya? Kok saya ngerasa lucu dengan aturan akreditasi yang baru ini dalam arti.. mirip buruh amat yak. Lulusan S2 diperlakukannya jadi agak2 gak jauh beda dengan buruh jadinya. Hmm.. mungkin dosen2 harusnya juga bergabung di serikat buruh kali ya. Gicu deh ceritanya.

Tags: , , ,

Leave a Reply


+ five = 11