Posts Tagged ‘Kopassus’

Saya Percaya Apa Yang Dikonfirmasikan Prabowo Subiyanto

Tuesday, March 24th, 2009

Tempoe doeloe, mungkin sudah beberapa tahun kemudian, setelah Peristiwa 12 Mei terjadi, Kopassus mendapat berbagai tudingan bahwa mereka menjadi dalang atas segala kekacauan yang terjadi termasuk penculikan-penculikan terhadap para aktifis (Nasib sebagai “superhero” ya begini ini Pak!). Padahal saya tau benar justru mereka berada dalam posisi melindungi negara ini. Hmm.. sayang sekali sedikit lemah memang kalo saya amati.. Pak Prabowo Subiyanto ini dalam hal berkomunikasi.. (kebiasaan gak main watak ternyata menyusahkan ya Pak? Cari temen wartawan dong Pak, gtu aja kok repot!) mungkin akan lengkap kalo bisa berpartner dengan Pak Yusril Ihza Mahendra kali ya, yang juga tersangkut fitnah.. menggelapkan uang negara. Hehehe.. biasalah.. cara-cara “penguasa lama” untuk menjegal.. minimal secara administratif para lawan-lawannya. Saat di-konfirmasi dalam suatu wawancara, Pak Prabowo Subiyanto mengatakan bahwa.. ia.. bersama-sama dengan pasukannya.. telah berhasil menjinakkan sebanyak 22 bom aktif yang siap meledak saat kerusuhan Mei Tempoe Doeloe. Pemirsa.. saya pribadi mengatakan kepada Anda semua.. bahwa.. saya percaya pada apa yang dikatakan Pak Prabowo Subiyanto. Hehehe.. Mungkin saya adalah orang yang sangat jahat sekali pemirsa. Tapi.. percayalah pada apa yang saya katakan..

Posisi Kopassus Menjelang Peristiwa 12 Mei

Monday, March 23rd, 2009

Ini terjadi saat menjelang Peristiwa 12 Mei, peristiwa yang menurut saya cukup dahsyat kegemparannya lantaran saat itu negara benar-benar dalam keadaan genting. Berita yang benar dan yang salah gak jelas mengingat media saat itu dikendalikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Keadaan ekonomi morat-marit dan pemerintahan saat itu.. benar-benar berada di titik yang boleh dibilang terburuk dalam kacamata mana pun. Kehilangan legitimasi dan kehormatannya. Saya ingat betul saat itu kuliah sedang berat-beratnya lantaran banyak praktikum yang harus saya selesaikan. Malam harinya begadang membuat laporan, siangnya kuliah dan praktikum dan sore harinya saya mendapat mandat untuk ke Kampus UI Salemba untuk mempersiapkan demo yang boleh dibilang akan dilakukan secara besar-besaran. Begitulah setidaknya yang saya ingat. Malam pun tiba, terus-terang saat diskusi berlangsung, saya tuh udah benar-benar setengah mab-ok kali ya, lantaran ngantuk berat. Satu-satunya yang saya ingat saat itu, rapat tiba-tiba ditunda lantaran ada berita yang masuk, yang mana berita itu menyatakan bahwa.. rekan-rekan seperjuangan kami yang ada di Yogyakarta mengalami tindakan represif sehingga banyak yang terluka. Seketika ruangan mesjid yang saat itu digunakan untuk rapat, menjadi hingar-bingar. Orang-orang yang ada di situ berdiskusi dengan sesamanya. Terlihat jelas mereka panik. Bahkan panitia yang saat itu semula yakin sekali dengan rencana yang akan dilaksanakan juga berdiskusi dengan sesamanya. Sedangkan saat itu yang saya lakukan, mengambil tas saya untuk dijadikan bantal, trus mencoba tidur. Keadaan saya benar-benar ngantuk berat. Terserah deh mo ada bom yang lewat kek.. yang penting saya bisa istirahat barang sejenak. Tiba-tiba keluar pernyataan mengenai jihad. Saat itu diberitahukan bahwa siapa yang kira-kira siap untuk mendaftarkan diri silakan menuliskan identitas dirinya di lembaran kertas yang disediakan dengan catatan.. mengerti konsekuensi yang harus ditanggungnya kemudian hari. Ne juga menarik pemirsa. Perasaan saya saat itu duduk tidak di barisan paling depan. Seingat saya, saya saat itu duduk di selasar barisan nomor dua. Namun entah gak tau gimana caranya, tuh kertas pendaftaran sampai di hadapan saya untuk pertama kalinya. Ya wess.. jadilah nama saya saat itu tertulis di urutan pertama. (Jadi lucu kalo saya ingat kembali saat itu). Begitulah.. setelah lama berdiskusi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan arah keberangkatan kami. Kami disuruh kembali ke rumah kami untuk mempersiapkan diri lagi sewaktu-waktu bilamana kami dibutuhkan. Kebetulan saya saat itu dapet berengan kelompok yang menuju Depok, mengingat saya berangkat awalnya dari Depok. Kami mendapat kabar bahwa jalan-jalan protokol di sekitar Kampus UI Salemba sudah dijaga oleh para tentara sehingga tidak satu pun dari orang yang ada di lingkungan tersebut bisa bebas keluar-masuk. Namun Alhamdulillah, kami kebetulan hapal jalan tikus untuk bisa sampai ke terminal kereta api, satu-satunya alat transportasi umum yang masih bisa berfungsi dengan baik lantaran alat-alat transportasi lainnya ada yang sudah dibakar massa, yang gak tau dari mana asalnya, sedangkan yang lainnya jadi takut untuk beroperasi. Saya ingat betul saat kereta api hendak menuju daerah silang Monas, terlihat jalan-jalan memang.. ditutupi oleh tentara. Namun.. bukan sembarang tentara. Mereka adalah Kopassus atau lebih dikenal dengan julukan Pasukan Baret Merah, suatu pasukan elit kebanggaan negeri kami dan Insya Alloh kebanggaan saya juga. Ada satu hal yang menarik di sini. Saya bersedia bersaksi mengenai posisi para Kopassus saat mereka menjaga semua jalan-jalan protokol menuju Kampus UI Salemba. Yang sangat terlihat jelas dari kereta yang saya naiki saat itu, adalah pagar betis yang mereka buat di Jalan Diponegoro menuju Kampus UI Salmeba. Mereka.. berbaris menutupi semua jalan.. berdiri tegap.. namun.. dengan ARAH.. LUAR.. Kampus UI Salemba. Artinya.. mereka berada dalam posisi.. MELINDUNGI.. Kampus UI Salemba. Sebab bila mereka berada dalam posisi siap menyerang.. mereka akan menghadap ke arah dalam.. yaitu ke arah Kampus UI Salemba. Sama persis dengan mobil tentara yang menghadap ke arah dalam Kampus UI Depok. Semoga persaksian saya ini bisa sedikit menjelaskan keadaan dan posisi Kopassus menjelang Peristiwa 12 Mei. Terima kasih ya Kopassus..