Archive for April, 2009

Surat dengan Kop Surat Perusahaan

Thursday, April 30th, 2009

Buat sebagian orang ini mungkin sudah menjadi “common knowledge” kali ya. Kebetulan saya sendiri juga sudah mengetahuinya. Tapi berhubung mungkin “gak semua” orang tau, untuk menghindari hal-hal yang.. mungkin bener.. cuma “secara administratif” bisa jadi salah. Juga agar.. orang yang tadinya gak tau, menjadi tau gituh. Saya masukan ini ke dalam kategori: Ilmu - Hikmah - Cahaya.

Yang namanya surat keluar dengan kop surat berlogo perusahaan, maka “kertas dengan kop surat” tersebut.. ya harus minta ke perusahaan. Gak boleh.. “bikin sendiri” alias “duplikatin sendiri”. Ya wess.. gitu aja deh..

Moga-moga bermanfaat..

NB: Tambahan, bila pemirsa hendak meminta pendapat pada atasan misalnya, dan kira-kira menurut pemirsa pendapat tersebut tidak hanya sekedar ditanyakan, mungkin perlu juga untuk dikonsultasikan atau didiskusikan misalnya, ada baiknya bertanyanya jangan “sekedar” mengirim SMS (Short Message Service). Moga2 bermanfaat.

Lingkup Mata Kuliah Sistem Tersebar

Thursday, April 30th, 2009

Sering orang bingung tatkala membedakan antara Sistem Tersebar alias Distributed System dengan Jaringan Komputer. Lalu juga dengan Paralel Computing yang sering dikaitkan sama dengan Clustering ato Cluster Network. Juga dengan Pemrograman Jaringan. Juga dengan Grid Computing. Hmm.. pertama kali saya dapet mandat untuk mengajar mata kuliah ini pun, saya sempet bingung juga. Sebab klo saya coba mengacu ke beberapa referensi baik dari buku maupun internet, memang berkesan campur2 antara Jaringan Komputer, Paralel Computing, Clustering, Pemrograman Jaringan, Grid (yang juga beririsan dengan masalah Clustering). Akhirnya jadi bikin bingung, yang bener yang mana ya? Malah ada pula suatu sumber yang cukup “strik” yang pembahasannya lebih kepada Java RMI dan CORBA. Mungkin daripada ngajar na puyeng kali ya saking bingung ngasi batasan Sistem Tersebar. Selidik punya selidik akhirnya saya mencoba menyimpulkan, bahwa pembahasan untuk Mata Kuliah Sistem Tersebar adalah menyangkut .. Network Operating System (NOS), Distributed Operating System (DOS), middleware, agent. Terkait teknologi baru (yang mana blon masuk di buku referensinya), bisa dimasukan mengenai Sistem Dokumen Tersebar (sering menggunakan XML meski ada format lain seperti ASN), lalu juga ada Web Service. Namun pembahasan Web Service di sini tidak hanya menyangkut integrasi data saja, namun bisa mengarah pada penggunaan resource di level bawah seperti yang digunakan pada Grid Portal. Itulah sebabnya bilamana permasalahan Grid ini dimasukan pula ke dalam Sistem Tersebar, saya tidak bermaksud membahas masalah penggunaan “Computing”-nya. Sama seperti pada DOS, saya tidak bermaksud membahas masalah komputasinya sebab akan bentrok dengan Paralel Computing maupun Clustering nantinya. Tapi lebih membahas bagaimana fitur servlet, pada Sistem Grid, bisa mengaktifkan resource di level bawah yang “pengaturan”-nya bisa dipilih oleh user. Jadi dalam hal ini Grid Portal menjadi lebih canggih ketimbang middleware maupun agent yang mana pengaturan resource-na diatur oleh sistem itu sendiri tanpa campur tangan user, alias user jadi gak bisa “pilih2″ seperti yang bisa ia lakukan via Grid Portal. User, bisa memilih fitur2 tertentu untuk mengaktifkan resource di level bawah pada Grid Portal.. adalah berkat teknologi yang dinamakan.. Web Service.

Sekarang malahan udah ada pula istilah baru yang dinamakan Cloud Computing. Di sini sekali lagi, saya lebih menekankan pada bagaimana interaksi antara modul2 yang membangun sistem tersebut dan bukan pada masalah komputasinya, bila.. Cloud Computing trsebut dimasukkan pula ke dalam pembahasan Sistem Tersebar.

Contoh dari NOS misalnya terkait File Servis. Lainnya lagi terkait skalabilitas bisa memasukkan DNS. Lalu LDAP. Farm Web Server menggunakan Load Balance di layer Transport. Bicara mengenai skalabilitas sendiri sekarang sudah ada teknologi baru yang dinamakan GeoIP. Apakah GeoIP sendiri akan dapat mengungguli DNS? Ya silakan dipelajari deh. Soale saya baru denger juga.

DOS sendiri sebenernya hampir bisa dikatakan mirip2 dengan NOS. Cuma hubungan komunikasi antar modul yang membentuk sistemnya lebih “erat” lagi. Kalo Farm Server di NOS menggunakan layer Transport, pada DOS, komunikasinya sudah di level “di atas sedikit” dari Kernel. Jadi sudah di layer bawah dari OS na.

Middleware, yang ini sebenarnya sudah level perangkat lunak yang berjalan secara terdistribusi di modul2 pembangun Sistem Tersebar. Pembahasannya lebih kepada object dan bukan layer, sehingga bila mencoba menganalisa middleware, mindset-nya adalah bagaimana membuat object yang menggunakan resource sekecil-kecilnya. Seperti yang saya katakan, ada suatu sumber yang “strik” dalam pengajarannya mengenai Sistem Tersebar lebih kepada Java RMI dan CORBA. Memang wajar saja sebab tatkala saya selidiki, lembaga pendidikannya lebih kepada jenjang profesional setingkat D3 ato akademi. Saya berharap tidak “strik” semacam itu mengingat.. terdapat pula varian dari middleware ini, yaitu agent.

Untuk agent sendiri, mindset yang digunakan sama halnya seperti middleware. Cuma canggihnya agent, ia mengambil resource secara lokal di mesin tempat object dari agent ini berproses, dan yang dikirimkan ke mesin utamanya hanyalah “hasil” dari proses tersebut sehingga dari sisi komunikasi antar modul pembangun Sistem Tersebar menjadi lebih ringan alias tidak banyak memakan bandwidth.

Sebenernya baik middleware maupun agent masih terdapat kelemahan di mana seakan user “tidak memiliki kekuasaan” untuk mengatur task apa yang hendak dieksekusi, namun mesinlah yang mengatur itu semua. Hal ini kemudian diperbaiki pada Sistem Grid. Yang paling jelas terlihat adalah Grid Portal ini di mana task di level hardware, melalui API yang terhubung dengan servlet bisa seakan-akan “dipilih” sesuai kemauan user. Sehingga bisa hemat object, juga hemat dalam hal komunikasinya. Komunikasinya sendiri sudah dapat melalui Proxy dengan mnggunakan fasilitas Grid Proxy. Hal ini menyebabkan “daerah jangkauan” dari Sistem Grid bisa lebih luas dari middleware maupun agent.

Apakah akan ada lagi teknologi terbaru yang bisa dimasukkan dalam lingkup Sistem Tersebar. Hmm.. kita tunggu aja tanggal mainnya.

Garuk-Garuk Kepala Seperti Gorila

Monday, April 27th, 2009

Suatu hari, setelah masa pilpres berakhir.. dan terpilih seorang presiden di negeri impian, ada seorang rival yang kalah dalam pilpres tersebut diwawancarai mengenai pendapatnya. Hmm.. menarik pemirsa, karena rival yang kalah bertarung ini menyatakan kepesimisannya bahwa presiden yang terpilih akan mampu menyelesaikan permasalah ekonomi yang demikian berat. Malahan.. dengan nyelekit ia menggambarkan sosok presiden terpilih yang berbadan besar, akan garuk-garuk kepala, mirip seekor binatang yang ada di kebun binatang.. alias Gorila. Dan kerennya lagi pemirsa, para anak buah calon yang kalah ini tertawa terbahak-bahak. Kesan yang saya dapat saat itu, ne pemimpin sudah kent-**, trus suara kent-**-nya ditepokin dan disorakin supaya semakin keras. Benar-benar menyedihkan.. Tulisan ini hanya mengingatkan apa yang pernah terjadi. Sehingga dengan demikian seseorang setidaknya.. apalagi pemimpin.. harus bertanggung jawab atas apa yang pernah ia nyatakan. Betul kan pemirsa? (Ditulis 14 Maret 2009)

Gelas Harus Diisi Apa?

Friday, April 24th, 2009

Ini sebenarnya pertanyaan yang unik, yang muncul tatkala saya mengikuti acara piknik suatu organisasi impian. Ada kuisener yang pertanyaannya bermacam-macam, termasuk pertanyaan seputar jati diri. Dan ketika masuk kepada opsi pertanyaan yang berbunyi kurang lebihnya ”Gelas harus diisi apa?” banyak dari rekan-rekan saya saat itu agak2 jadi kurang yakin dengan pertanyaan tersebut. Ini beneran pertanyaan ato cuma becanda. Cuma klo ada kuisenernya.. harusnya pertanyaan serius donk. Mereka pun termasuk saya akhirnya berpikir untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang bilang harus diisi tanah. Ada yang bilang harus diisi air, dan sebagainya. Sampai pada akhirnya.. ada dua orang rekan bertanya kepada saya, kira2 saya mengisi apa? Saya pun terdiam. Diamnya lumayan lama sampai.. pada akhirnya saya memilih untuk tidak menjawabnya. Saya membenarkan saja apa pun yang mereka jawab dalam kuisener tersebut. Karena bila mereka meminta saya menjawab, maka jawabannya lebih mirip pernyataan. Adapun pernyataan saya bunyinya kurang lebih begini ”Apapun yang bisa dimasukkan ke dalam gelas, dan gelas itu menjadi berfungsi sebagaimana fungsinya sebagai wadah, maka itulah isinya”. Sebab saya tiba2 saja menjadi pening tatkala berpikir harus menjawab apa kepada kedua orang tersebut, kuatir yang terjadi malahan.. debat kusir berkepanjangan. Mending saya gak usah jawab. Bener ato salah pemirsa? Salah kali ya.. harusnya jawab aja terlepas orang setuju ato tidak. Tapi terkadang, menghindari konfrontasi yang gak perlu selama masih bisa ditoleransikan.. mungkin lebih baik kali ya..

Disangka Dosen ITB Gtu Loh

Thursday, April 23rd, 2009

Suatu hari saat saya ke RS Boromeus, Bandung, saya sholat di Mesjid Salman ITB. Pas baliknya ke RS, saya agak2 ragu2 untuk langsung ke RS. Haus Bo pingin bli minum dulu. Namun dari kejauhan saya melihat 3 orang mahasiswa yang kayaknya mahasiswa ITB, hendak melewati saya. Ya saya cuek aja. Namun gak nyangka klo ke-tiga2 mahasiswa ini menyalami saya. “Pagi Pak!” gtu kata mereka. Ya saya cuma senyum2 aja. Mungkin, saat saya sholat, mereka ngeliat saya kali ya. Jadi disangkanya saya dosen mereka. Hmm.. ya wess lah, senang ngeliat mahasiswa ITB sopan2 meski sebenarnya saya bukanlah dosen mereka.

Karena Akreditasi Ato Biar Bisa Kerja di “Anu”

Wednesday, April 22nd, 2009

Belum ada survei seh mengenai latar belakang seseorang memasuki perguruan tinggi, apakah lantaran melihat akreditasinya yang bagus ato lantaran biar supaya bisa bekerja di perusahaan “Anu”. Klo ditanya secara acak, jawaban yang.. kebetulan.. sering muncul adalah agar bisa kerja di perusahan “Anu” (di suatu perguruan tinggi impian). Jadi kasian klo emang bener demikian. Kasian di sini adalah kasian sama perguruan tinggi lain yang sudah berusaha memaintain akreditasinya mati-matian gicu lo. Gak salah seh bila orang berpikir masalah koneksi. Namun kalo hanya sekedar berpikir itu tokh aja, suatu hari akan banyak terjadi kasus2 penipuan lantaran.. banyak sekali orang yang tertipu.. oleh “sampul”. Rejeki kalo hadir.. jangan ditolak. Tapi amanah tetap harus dijaga. Klo sudah punya nama baik.. ya alhamdulillah. Namun jangan hanya sekedar mengandalkan nama baik. Jadilah orang yang bisa dipercaya. Itulah yang dicontohkan Rasulullah. Bener kan ya? Klo orang udah percaya sama Anda, rejeki akan dateng sendiri kok. Bener kan ya pemirsa?

Para Pendekar yang Menghilang

Monday, April 20th, 2009

Banyak orang di negeri impian ini yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri dengan harapan mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas ketimbang pendidikan yang ada di negeri impian. Termasuk masalah “koneksi” yang berkualitas pula tentunya. Namun jarang bahkan mungkin kebanyakan mereka tidak mengetahui kisah yang tersimpan sebagai “X-File” ini. Saat Pak Cacuk menjabat sebagai dirut PT XYZ, Beliau.. “mendatangkan”.. dosen2 dari Havard untuk mendidik sekitar belasan orang yang terpilih.. di negeri impian, tanpa perlu yang belasan orang itu ke luar negeri.. dengan kualitas pendidikan yang kurang lebihnya sama dengan kualitas yang diberikan di Havard. Sekarang boleh dibilang.. klo saya boleh menyebut mereka sebagai “para pendekar”.. maka kebanyakan para pendekar ini telah menghilang. Mungkin yang tersisa tinggal 5 ato 6 an orang saja. Klo pemerintah memang berniat membuat suatu lembaga pendidikan sekelas Havard misalnya, kenapa tidak memfasilitasi keenam orang ini saja? Tentunya akan banyak devisa yang dapat diterima oleh negara ketimbang duit na dipake oleh orang2 negeri impian untuk bersekolah ke luar negeri. Bener gak seh pemirsa?

Saat Pak Cacuk Ndak Ada

Sunday, April 19th, 2009

Agak bingung ngasi judul artikel ini pemirsa. Judul yang pas tuh, “Saat Pak Cacuk Ada” ato “Saat Pak Cacuk Ndak Ada” ato “Saat Pak Cacuk Bervisi”? Yang saya tau, banyak yang mengatakan bahwa.. Pak Cacuk.. adalah seorang manajer sejati. Istilahnya tuh.. “The Real Manager” gtuh ganti rogerrr. Betapa enggak, di jaman na Beliau menjabat sebagai dirut PT XYZ, keuntungan yang diperoleh perusahaan ini mencapai kisaran 10 kali lipat. Artinya laba kotor na 1100 persen. Bener gak pemirsa? Di samping itu, Beliau juga mendirikan institusi yang pada akhirnya menjadi institusi tempat saya bekerja. Klo dari apa yang dilakukan Beliau, sepertinya Beliau tuh ingin banget kali ya, mendirikan institusi sekelas Havard (kapan2 saya akan coba ceritakan “X-File” alias “Hidden Story” yang gak banyak orang tau). Betapa tidak demikian? Beliau sampe membuat Helipad di depan kampus untuk antar jemput dosen2 yang disewa dari ITB (uhuk + keselek mode). Klo dosen sampe merasa diperlakukan lebih baik daripada seorang presiden, gmana gak betah ngajar na? Klo sekarang kan dosen yang ada malah.. udah ah perhatikan aja sendiri dosen tuh diapain ajahhh. Hmm.. Klo jaman Pak Cacuk ada, dengan keuntungan yang seabrek-abrek Beliau masih juga mau “nyumbang” untuk institusi pendidikan dengan servis yang kayak gtu.. nah sekarang.. yang ada PT XYZ ini keadaannya.. saham na banyak yang di-jual2in.. sampe saya mikir.. mending gak usah mikirin.. capeeek.. (Tapi gak usah pusing, kan rakyat na masih setia membayar pajak meski makan na cuma nasi ama merica doank..)

Meninggalkan Atasan

Saturday, April 18th, 2009

Jarang seseorang itu memang berniat “meninggalkan organisasi”. Yang ada biasanya.. mereka berniat.. “meninggalkan atasan”.

Memaknai Kata Sejahtera

Friday, April 17th, 2009

Banyak orang ingin bahagia. Sampe2 salah seorang sahabat Rasulullah sebelum masuk Islam, tatkala ditawari oleh Rasulullah untuk masuk Islam, maka pertanyaan yang pertama kali muncul adalah.. kurang lebihnya “Apakah saya akan bahagia?” Bahagia di sini maksudnya adalah bahagia dengan menjadikan Islam sebagai dien yang ia yakini sebagai jalan hidupnya. Ketika sahabat tersebut meminta untuk berpikir selama 2 pekan, Rasulullah malah memberinya waktu selama 2 bulan. Hmm.. bahagia ya. Moga2 bila saya mencoba mendefinisikan kata bahagia ini artinya bukan.. “manakala orang lain menderita”. Sebenernya klo saya mencoba membahas bahagia itu sendiri, maka pemaknaan awalnya justru bukan berasal dari kata “bahagia” itu sendiri pemirsa. Tapi pemaknaannya dimulai dari kata “sejahtera”. Lantaran orang sejahtera, ato setidak-tidaknya “merasa” sejahtera, maka ia bahagia. Cuma apa itu sejahtera? Mari kita sama2 baca cerita berikut ini..

Tersebutlah suatu tempat di hutan belantara, hiduplah seekor burung mungil. Hidup bebas dengan segala apa yang ia bisa dapatkan dari hutan itu baik berupa makanan maupun minuman juga tempat tinggal. Sekilas ne burung kecil kasian juga pemirsa. Lantaran gak sedikit predator yang ingin memangsanya. Namun alhamdulillah dengan caranya sendiri, ia bisa mempertahankan diri. Suatu ketika tatkala si burung kecil ini melintas melalui sungai, ada beberapa manusia dengan perahu beserta perbekalan yang dibawanya melintasi hutan belantara tersebut melalui sungai. Sebuah kapal yang mewah tentunya. Si burung kecil melihat saat itu terdapat seekor burung kakak tua yang kakinya di rantai di tempat ia hinggap. Tatkala si manusia sedang tidak ada, entah lagi makan ato istirahat, si burung kecil mendekati si burung kakak tua. Terjadilah obrolan antara si burung kecil dengan si burung kakak tua. “Wahai kakak tua, betapa bahagianya dirimu dengan segala kesejahteraan yang Kau miliki” kata si burung kecil. Kakak tua pun menyahut “Wahai burung kecil, Engkau melihat kesejahteraan dari apa yang bisa Engkau lihat. Namun dirimu tidak mengetahui apakah benar diriku ini bahagia dengan apa2 yang aku peroleh berupa kesejahteraan ini. Diriku malah merasa dirimu adalah burung yang paling bahagia lantaran Engkau bisa bebas terbang ke mana pun Engkau mau” jawab si kakak tua.

Hikmah apa yang bisa Anda petik pemirsa? Dari obrolan antara si burung kecil dan si kakak tua tersebut? Klo Anda hendak memaknai mengenai kesejahteraan itu sendiri, memaknai suatu hal yang sangat mungkin membuat diri Anda bahagia, maka sejahtera sesungguhnya letaknya ada di.. dalam hati.. Pernahkah Anda melihat seorang yang berjuang dengan segala kesusahannya sampai2 bila kita melihatnya maka kita akan melihat betapa ia menderita. Namun orang ini menjawab bahwa ia bahagia dengan keadaannya lantaran.. ia telah memberi dengan apa yang ia bisa beri. Pernah dalam suatu training motivasi.. dikatakan oleh si trainer bahwa.. kebahagiaan sejati justru.. akan Anda peroleh manakala Anda bisa memberi.. dalam arti menjadi mahluk yang bermanfaat bagi mahluk lainnya. Bener gak seh pemirsa? Moga2 aja benar.