Archive for March, 2009

Hari Wisudaku

Friday, March 27th, 2009

Hmm.. saya sendiri menganggapnya ini cukup menyedihkan menurut saya. Karena apa? Karena saat saya wisuda, saat lulus S1 tempoe doeloe, wisuda saya tidak dihadiri baik dari Ayah saya lantaran sudah almarhum.. juga oleh Ibu saya lantaran klo gak salah saat itu Ibu saya mengikuti semacam lokakarya di Aceh. Hari itu bagi saya merupakan hari yang penting. Menurut saya loh pemirsa. Tapi ya.. hari penting saya mungkin.. gak ada bedanya dengan hari-hari biasa buat orang lain. Yahhh.. seperti biasanya, tidak ada yang spesial di hari itu. Klo kata Spiderman.. ini bukan salah siapa2. Ini cuma semacam kutukan.. buat seorang superhero.. Untung pas saya lulus S2, saya gak pake wisuda-wisuda-an. Lulus ya.. lulus aja. Nyelonong wae..

Saya Percaya Apa Yang Dikonfirmasikan Prabowo Subiyanto

Tuesday, March 24th, 2009

Tempoe doeloe, mungkin sudah beberapa tahun kemudian, setelah Peristiwa 12 Mei terjadi, Kopassus mendapat berbagai tudingan bahwa mereka menjadi dalang atas segala kekacauan yang terjadi termasuk penculikan-penculikan terhadap para aktifis (Nasib sebagai “superhero” ya begini ini Pak!). Padahal saya tau benar justru mereka berada dalam posisi melindungi negara ini. Hmm.. sayang sekali sedikit lemah memang kalo saya amati.. Pak Prabowo Subiyanto ini dalam hal berkomunikasi.. (kebiasaan gak main watak ternyata menyusahkan ya Pak? Cari temen wartawan dong Pak, gtu aja kok repot!) mungkin akan lengkap kalo bisa berpartner dengan Pak Yusril Ihza Mahendra kali ya, yang juga tersangkut fitnah.. menggelapkan uang negara. Hehehe.. biasalah.. cara-cara “penguasa lama” untuk menjegal.. minimal secara administratif para lawan-lawannya. Saat di-konfirmasi dalam suatu wawancara, Pak Prabowo Subiyanto mengatakan bahwa.. ia.. bersama-sama dengan pasukannya.. telah berhasil menjinakkan sebanyak 22 bom aktif yang siap meledak saat kerusuhan Mei Tempoe Doeloe. Pemirsa.. saya pribadi mengatakan kepada Anda semua.. bahwa.. saya percaya pada apa yang dikatakan Pak Prabowo Subiyanto. Hehehe.. Mungkin saya adalah orang yang sangat jahat sekali pemirsa. Tapi.. percayalah pada apa yang saya katakan..

Posisi Kopassus Menjelang Peristiwa 12 Mei

Monday, March 23rd, 2009

Ini terjadi saat menjelang Peristiwa 12 Mei, peristiwa yang menurut saya cukup dahsyat kegemparannya lantaran saat itu negara benar-benar dalam keadaan genting. Berita yang benar dan yang salah gak jelas mengingat media saat itu dikendalikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Keadaan ekonomi morat-marit dan pemerintahan saat itu.. benar-benar berada di titik yang boleh dibilang terburuk dalam kacamata mana pun. Kehilangan legitimasi dan kehormatannya. Saya ingat betul saat itu kuliah sedang berat-beratnya lantaran banyak praktikum yang harus saya selesaikan. Malam harinya begadang membuat laporan, siangnya kuliah dan praktikum dan sore harinya saya mendapat mandat untuk ke Kampus UI Salemba untuk mempersiapkan demo yang boleh dibilang akan dilakukan secara besar-besaran. Begitulah setidaknya yang saya ingat. Malam pun tiba, terus-terang saat diskusi berlangsung, saya tuh udah benar-benar setengah mab-ok kali ya, lantaran ngantuk berat. Satu-satunya yang saya ingat saat itu, rapat tiba-tiba ditunda lantaran ada berita yang masuk, yang mana berita itu menyatakan bahwa.. rekan-rekan seperjuangan kami yang ada di Yogyakarta mengalami tindakan represif sehingga banyak yang terluka. Seketika ruangan mesjid yang saat itu digunakan untuk rapat, menjadi hingar-bingar. Orang-orang yang ada di situ berdiskusi dengan sesamanya. Terlihat jelas mereka panik. Bahkan panitia yang saat itu semula yakin sekali dengan rencana yang akan dilaksanakan juga berdiskusi dengan sesamanya. Sedangkan saat itu yang saya lakukan, mengambil tas saya untuk dijadikan bantal, trus mencoba tidur. Keadaan saya benar-benar ngantuk berat. Terserah deh mo ada bom yang lewat kek.. yang penting saya bisa istirahat barang sejenak. Tiba-tiba keluar pernyataan mengenai jihad. Saat itu diberitahukan bahwa siapa yang kira-kira siap untuk mendaftarkan diri silakan menuliskan identitas dirinya di lembaran kertas yang disediakan dengan catatan.. mengerti konsekuensi yang harus ditanggungnya kemudian hari. Ne juga menarik pemirsa. Perasaan saya saat itu duduk tidak di barisan paling depan. Seingat saya, saya saat itu duduk di selasar barisan nomor dua. Namun entah gak tau gimana caranya, tuh kertas pendaftaran sampai di hadapan saya untuk pertama kalinya. Ya wess.. jadilah nama saya saat itu tertulis di urutan pertama. (Jadi lucu kalo saya ingat kembali saat itu). Begitulah.. setelah lama berdiskusi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan arah keberangkatan kami. Kami disuruh kembali ke rumah kami untuk mempersiapkan diri lagi sewaktu-waktu bilamana kami dibutuhkan. Kebetulan saya saat itu dapet berengan kelompok yang menuju Depok, mengingat saya berangkat awalnya dari Depok. Kami mendapat kabar bahwa jalan-jalan protokol di sekitar Kampus UI Salemba sudah dijaga oleh para tentara sehingga tidak satu pun dari orang yang ada di lingkungan tersebut bisa bebas keluar-masuk. Namun Alhamdulillah, kami kebetulan hapal jalan tikus untuk bisa sampai ke terminal kereta api, satu-satunya alat transportasi umum yang masih bisa berfungsi dengan baik lantaran alat-alat transportasi lainnya ada yang sudah dibakar massa, yang gak tau dari mana asalnya, sedangkan yang lainnya jadi takut untuk beroperasi. Saya ingat betul saat kereta api hendak menuju daerah silang Monas, terlihat jalan-jalan memang.. ditutupi oleh tentara. Namun.. bukan sembarang tentara. Mereka adalah Kopassus atau lebih dikenal dengan julukan Pasukan Baret Merah, suatu pasukan elit kebanggaan negeri kami dan Insya Alloh kebanggaan saya juga. Ada satu hal yang menarik di sini. Saya bersedia bersaksi mengenai posisi para Kopassus saat mereka menjaga semua jalan-jalan protokol menuju Kampus UI Salemba. Yang sangat terlihat jelas dari kereta yang saya naiki saat itu, adalah pagar betis yang mereka buat di Jalan Diponegoro menuju Kampus UI Salmeba. Mereka.. berbaris menutupi semua jalan.. berdiri tegap.. namun.. dengan ARAH.. LUAR.. Kampus UI Salemba. Artinya.. mereka berada dalam posisi.. MELINDUNGI.. Kampus UI Salemba. Sebab bila mereka berada dalam posisi siap menyerang.. mereka akan menghadap ke arah dalam.. yaitu ke arah Kampus UI Salemba. Sama persis dengan mobil tentara yang menghadap ke arah dalam Kampus UI Depok. Semoga persaksian saya ini bisa sedikit menjelaskan keadaan dan posisi Kopassus menjelang Peristiwa 12 Mei. Terima kasih ya Kopassus..

Begitu Ya Kelakuan Pejabat Tentara

Saturday, March 14th, 2009

Masih seputar ber-sepeda balap, suatu hari saya bersepeda dengan kecepatan yang boleh dibilang lumayan tinggi. Tiba-tiba dari sebelah kiri, muncul mobil Vitara berwarna hijau gelap hendak keluar dari SPBU. Saya yang merasa saat itu dalam posisi berada sejalur dengan jalan raya, ya terus aja bersepeda dengan kecepatan tinggi. Tokh logika saya mengatakan.. yang motong jalan kan yang seharusnya mengalah. Gak peduli ia pejalan kaki, naik sepeda, naik sepeda motor, naik trailer ato naik dinosaurus, ya klo motong jalan.. ya dia yang ngalah. Tapi uniknya, ne mobil, yang saya baru ketahui adalah mobil yang dikemudikan tentara beserta istrinya, main nyelonong aja sampai hampir boleh dikatakan, tanduk bemper-nya mengenai kaki saya, sedangkan saya saat itu dalam posisi naik sepeda dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Sama mungkin dengan kecepatan motor dengan laju lumayan kenceng. Silakan pemirsa bayangkan apa yang terjadi bila saat itu saya tidak bisa mengendalikan keseimbangan sepeda saya. Yakin deh.. kecelakaan yang mungkin saya alami lumayan parah. Padahal klo tentara, apalagi udah naik mobil Vitara begitu, mestiya pejabat ya. Klo pejabat.. harusnya make otak kali ya, kalo motong jalan berarti dia yang mesti ngalah. Tapi sayangnya otaknya gak dipake. Sekarang saya sadar.. Ooo begitu ya kelakuan pejabat tentara di negeri impian ini. Tapi yang kayak gini juga lumayan banyak dilakukan oleh kendaraan yang berplat B pemirsa. Percayalah dengan apa yang saya katakan.

Bersepeda Keliling Bandung

Saturday, March 14th, 2009

Pernah suatu kali, untuk memenuhi rasa penasaran saya, saya berkeliling Bandung dengan sepeda balap saya. Dari Baleendah hingga Utara Bandung, di kisaran Jalan Merdeka. Mengenai pengalaman yang saya rasakan adalah.. banyak juga ternyata yang memberi arah jalan yang salah ya. Lantaran saya bukan orang Bandung asli, belum hapal seluruh jalan, jadinya cukup sering bertanya mengenai jalan yang seharusnya saya lalui. Lainnya lagi adalah.. beberapa kali mengalami kecelakaan. Baik sepedanya ambrol, trus rodanya hampir pecah (ternyata sepeda saya gak terlalu tangguh seperti perkiraan saya semula. Padahal ini adalah pilihan terbaik saat saya beli second), beberapa kali dipepet motor (motor masih jadi kendaraan primadona buat saya dalam hal menjengkelkan perasaan), nabrak becak (lantaran becaknya tidak ngasi tanda sama sekali mo-nya ngapain, dapet oleh2 dua memar di mana memar yang satunya belon ilang sampe sekarang), lainnya lagi diganggu oleh mobil yang didalamnya ada pasangan muda mudi. Sebenernya kalo saya liat pemudinya cantik seh. Pake jilbab pula lagi. Tapi saya yakin bukan akhwat kali ya, masa akhwat mo aja dibawa ama pemuda. Tapi jujur aja, saya memandangnya dengan perasaan.. jij-ik. Bukan naksir ato simpati. Lantaran pemuda yang nyetir mobil tersebut mengganggu saya bersepeda dengan membunyikan klakson ber-ulang2, mengganggu konsentrasi saya bersepeda dan.. pemudinya tertawa-tawa seakan-akan saya ini adalah mainan yang lucu. Perasaan.. saya klo nyetir mobil gak pernah deh begitu pemirsa. Sebab saya cuma berpikir, bermain-main di jalanan semacam itu gak ubahnya bermain-main dengan nyawa orang lain. Namun kejadian seperti ini boleh dibilang.. hampir setiap hari dapat dikatakan terjadi.. di negeri impian ini..

Dibilang “Udang Darat”

Friday, March 6th, 2009

Kejadian ini sebenernya tidak terlalu lama terjadi. Mungkin tahun lalu kali ya. Saat saya makan di ruang makan institusi. Saat itu ada makanan yang tidak begitu saya kenal dan saya bertanya pada salah seorang yang ada di situ kurang lebihnya “Apa ini udang?”. Tiba2 orang itu sambil tertawa terbahak-bahak menjawab “Udang Darat!” lalu pergi berlalu. Hmm.. keren juga ne orang sudah sanggup berkata demikian, sambil tertawa-tawa pula. Dan satu hal lagi yang lebih menarik adalah.. ia.. adalah salah seorang mantan Ketua DKM. Setidaknya itulah yang saya tau. Kalo seorang mantan Ketua DKM saja sudah bisa nyelekit seenaknya, saya rasa.. wajar saja orang-orang di kelompok ini saya rasakan kebanyakan dari mereka memang.. tukang nyelekit. Klo orang ini membaca blog saya.. sebenernya saya ingin bertanya, apakah kata “udang darat” tersebut berarti sedang mempresepsikan diri saya sebagai.. “buaya darat”? Yang kedua.. atas dasar apa ia sampai berani mengatakan hal demikian? Apa ia bisa membuka dada saya dan membaca apa yang ada di dalam hati saya? Hebat sekali ya! Cuma satu seh yang membuat saya bersyukur. Apa itu pemirsa? Itu adalah.. untungnya.. ne orang kerjanya beda departemen dengan saya. Yess banget deh!

Sesudah Ndukung Trus Mati

Thursday, March 5th, 2009

Kejadian ini terjadi puluhan tahun lalu. Tepatnya di Jakarta. Persisnya saya sendiri agak-agak lupa namun.. saat itu saya ditugasi mengantar dua orang akhwat.. ato mungkin bukan akhwat kali ya.. dua orang gadis yang kebetulan mengenakan jilbab.. untuk pulang. Mereka sendiri tinggal di daerah Pondok Pinang sehingga dalam organisasi mereka dikelompokkan di ranting Pondok Pinang. Saya sendiri saat itu.. untuk awal-awal pertama kalinya berkenalan dengan orang-orang yang ada di ranting Pondok Pinang tersebut saat saya berkunjung ke rumah Ibu saya mengingat.. sebenernya saya lebih banyak tinggal di Beji, Depok sehingga lebih memilih untuk aktif di daerah Beji, Depok. Seperti biasanya bagaimana gadis berjilbab diperlakukan, dua orang gadis ini duduk di belakang sehingga saya mirip supir kali ya saat itu. Namun saya tidak berpresepsi demikian karena menurut saya begitu lebih tidak menimbulkan fitnah kali ya. Setidaknya saat itu saya berpikiran demikian. Kami berbincang-bincang saat di perjalanan. Saya ceritakan bahwa saya benar2 mendukung organisasi ini. Namun tiba2 saja salah seorang gadis itu nyelekit dengan berkata begini.. (setidaknya itu yang kurang lebihnya saya dengar..) “Sesudah Ndukung Trus Mati..”. Kaget sekali saya mendengar tutur kata gadis ini. Apa ia berkata begitu lantaran ia tidak percaya pada saya? Lalu.. bila pun ia tidak percaya atas perkataan saya.. atas dasar apa.. ia sampai berani mengeluarkan perkataan.. yang lebih mirip nyumpahin orang lain supaya.. mati. Klo salah seorang pengunjung blog saya mengatakan gak baik klo saya berdo’a minta mati. Padahal dalam do’a saya sendiri aja.. ingin mati-nya dengan cara yang.. husnul khatimah.. dan bila hal itu diijinkan oleh Alloh SWT dengan prediksi bahwa hal tersebut.. memang baik. Namun ini, nyumpahin orang supaya mati.. main nyumpahin aja tanpa ada perasaan bersalah. Apa saya selama ini saya berbuat salah pada gadis ini? Mungkin iya kali ya. Kan saya orangnya kan.. sangat.. sangat.. sangat.. egois.. sekali.. [gubrak mode]. Btw pemirsa, bila mati dengan cara husnul khotimah itu bisa dijual-belikan. Insya Alloh deh.. saya akan berusaha beli. Gak perlu pake acara dikasih ato disumpahin segala..