Archive for May, 2012

Tenang Bro!

Wednesday, May 30th, 2012

Saya yakin kalau wawasan saya benar2 sangat luas.. menghadapi permasalahan seruwet apa pun, pastinya akan saya hadapi dengan tenang. Biasanya setertekan apa pun, pikiran saya masih bisa fokus dengan baik. Sehingga walau segala sesuatunya diselesaikan dengan mode ngebut, hasilnya bakal lumayan dan tidak buruk-buruk amat.

Cuma untuk yang satu ini, saya agak2 kehilangan fokus. Maksudnya.. untuk fokus benar2 butuh perjuangan berat euy. Rasa sesak di dadanya gak ilang2. Yang saya bisa lakukan untuk menenangkan diri sambil bekerja.. ya.. bergumam seperti inilah kurang lebih. “Tenang..! Tenang..! Tenang..!”.

Saya yakin ini adalah masalah ringan. Cuma sayangnya saya melihatnya sebagai permasalahan yang rumit. Sebenarnya itu merupakan suatu kesalahan yang justru menekan diri sendiri. Soale saya seolah-olah tidak melihat celah sedikit pun tentang bagaimana seharusnya saya berbuat. Sebenarnya selalu ada celah di tempat yang seketat apa pun. Bahkan firewall yang paling kuat sekalipun akan selalu ada yang namanya celah. Cuma ya itu. Seakan saya tidak melihatnya. Sebenernya masih ada celah. DO’A!!! Bukankah itu celah? Yahhh kadang saya berpikir, berdo’a aja tanpa berusaha mah.. sama aja bo’ong deh. Tapi ya itu tadi. Satu2 nya celah yang saya lihat ya.. cuma itu. Mo yang mana lagi? Maklum wawasan saya tidaklah luas. Saya pake sajalah celah yang ada. Karena adanya ya itu. Mo apalagi???

Warna-Warni Yang Hanya Sekejap

Tuesday, May 29th, 2012

Beberapa waktu lalu.. belum lama rasanya.. saya sempat merasa dunia penuh dengan bunga yang bermekaran. Penuh warna-warni yang indah.

Namun sayangnya.. hanya sekejap.
Dan kembali lagi..

dari awal..

Yang Tidak Tergantikan Oleh Teknologi

Tuesday, May 29th, 2012

Pernah saya menonton film, berkisah tentang anjing yang setia kepada tuannya. Judulnya Hachiko. Kebetulan yang menjadi tuannya, Profesor Ueno, rasanya menurut saya cukup pas diperankan oleh Richard Gere. Cuma ada adegan yang saya suka banget. Yaitu saat Profesor Ueno bertanya kepada murid-muridnya di kelas, bahwa apakah semua yang ada di sekitar kita dapat digantikan oleh teknologi? Apakah bila kita mendengarkan musik dalam konser musik, akan sama rasanya dengan tatkala kita mendengarkan musik melalui kaset piringan? Lalu Profesor Ueno duduk di dekat muridnya dan bertanya, apakah akan sama rasanya bila kakek Anda duduk didekat Anda dan berbicara pada Anda, dengan saat kakek Anda berbicara melalui telepon? Sori neh kalo ada yang lupa2 mengenai adegannya. Maklum udah lama banget nontonnya. Tapi intinya, tidak semua hal dapat digantikan oleh teknologi. Terutama terkait dengan yang namanya.. perasaan.. Saya merasa semakin hari teknologi meningkat, mengapa manusia seakan-akan dibuat semakin sibuk? Kayak-kayaknya saya mulai mendapat jawabannya. Jawabannya adalah.. karena manusia2 seperti itu telah dicekoki teknologi. Bukan menggunakan teknologi. Melainkan.. dicekoki teknologi. Dijadikan obyek market. Dijadikan obyek pasar. Jadi bulan-bulanan. Bukan lagi sebagai subyek. Anak-anak sekarang saya lihat makin hari makin lebih mirip robot. Karena menurut saya.. sudah rada2 overdosis dalam pemakaian teknologi. Saya.. tidak berharap anak saya kelak bakalan terkena dengan apa yang disebut.. overdosis dalam pemakaian teknologi. Saya berharap dia adalah subyek.. bukan obyek.. atas teknologi.