Posts Tagged ‘Celah’

Tenang Bro!

Wednesday, May 30th, 2012

Saya yakin kalau wawasan saya benar2 sangat luas.. menghadapi permasalahan seruwet apa pun, pastinya akan saya hadapi dengan tenang. Biasanya setertekan apa pun, pikiran saya masih bisa fokus dengan baik. Sehingga walau segala sesuatunya diselesaikan dengan mode ngebut, hasilnya bakal lumayan dan tidak buruk-buruk amat.

Cuma untuk yang satu ini, saya agak2 kehilangan fokus. Maksudnya.. untuk fokus benar2 butuh perjuangan berat euy. Rasa sesak di dadanya gak ilang2. Yang saya bisa lakukan untuk menenangkan diri sambil bekerja.. ya.. bergumam seperti inilah kurang lebih. “Tenang..! Tenang..! Tenang..!”.

Saya yakin ini adalah masalah ringan. Cuma sayangnya saya melihatnya sebagai permasalahan yang rumit. Sebenarnya itu merupakan suatu kesalahan yang justru menekan diri sendiri. Soale saya seolah-olah tidak melihat celah sedikit pun tentang bagaimana seharusnya saya berbuat. Sebenarnya selalu ada celah di tempat yang seketat apa pun. Bahkan firewall yang paling kuat sekalipun akan selalu ada yang namanya celah. Cuma ya itu. Seakan saya tidak melihatnya. Sebenernya masih ada celah. DO’A!!! Bukankah itu celah? Yahhh kadang saya berpikir, berdo’a aja tanpa berusaha mah.. sama aja bo’ong deh. Tapi ya itu tadi. Satu2 nya celah yang saya lihat ya.. cuma itu. Mo yang mana lagi? Maklum wawasan saya tidaklah luas. Saya pake sajalah celah yang ada. Karena adanya ya itu. Mo apalagi???

Antara Preman dan Enterpreneur

Wednesday, May 11th, 2011

Saya yakin pemirsa mengenal istilah “preman” dan “enterpreneur”. Sekarang ini mulai banyak orang berangan-angan untuk bisa menjadi seorang enterpreneur. Cita-cita yang sangat bagus menurut saya. Namun, bila ternyata karakter yang dimiliki orang tersebut lebih mendukung untuk menjadi bukan seorang enterpreneur, bisa jadi cocoknya memang begitu adanya. Yang saya pahami mengenai para enterpreneur yang sukses, kebanyakan mereka adalah orang-orang yang “pandai mencari celah”. Celah di sini dapat diartikan sebagai suatu kesempatan. Lainnya lagi, mereka juga berusaha untuk bisa berada pada kondisi yang strategis ketimbang operasional melulu. Bila yang diusahakannya mengalami halangan, tidak segan-segan mereka mengambil jalan memutar… atau menunggu… hingga ada kesempatan yang paling tepat untuk bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuannya. Mencari celah… adalah berbeda dengan memaksa atau ngotot. Malah penilaian saya pada orang-orang yang senang memaksa atau ngotot, sebagai orang yang perlu mendapat rasa kasihan. Kasihan… karena orang tersebut terlihat demikian menjijikkan di mata saya. Mencari celah lebih banyak menggunakan akal. Sedangkan si pemaksa atau si pengotot… lebih banyak menggunakan otot. Setau saya, orang yang senang main otot, kebanyakan mereka adalah orang-orang yang dekat dengan dunia premanisme. Termasuk para preman tentunya. Masih lebih mending menjadi mafia sekalian, seperti layaknya godfather. Namun seorang godfather pun, bila saya perhatikan, sangat jauh pembawaannya dari tampilan sebagai seorang yang… pemaksa. Banyak orang memaksa sesuatu agar ia berhasil mencapai tujuannya. Namun banyak sekali dari mereka merasa hampa terhadap apa yang kemudian berhasil mereka raih. Karena berbagi hidup didapatkan dengan cara berbagi. Bukan dengan cara dipaksakan.