Posts Tagged ‘Berbagi’

Hikmah Berbagi, Menjadi Relawan Kelas Inspirasi Bandung

Saturday, February 28th, 2015

Dengan segala kesibukan saya, termasuk dalam menjalani rutinitas saya dalam bekerja, sesungguhnya selalu ada keinginan untuk berbagi. Berbagi yang murni berbagi, bukan berbagi lantaran ada kepentingan di balik itu, seperti adanya pesan-pesan sponsor.

Pada akhirnya, saya bergabung dengan Komunitas Kelas Inspirasi Bandung, untuk bisa mengaktualisasikan keinginan saya untuk berbagi. Sebuah komunitas yang mengusung tema tentang bagaimana orang-orang yang telah memiliki profesi, membagi cerita dan pengalamannya dalam menjejaki profesinya masing-masing. Dengan harapan, generasi penerus selanjutnya dapat terinspirasi, agar dapat mengikuti jejak mereka, atau bahkan lebih daripada itu.

Saya sendiri sebagai seorang dosen, memiliki tiga fungsi dalam pekerjaan saya. Yaitu sebagai peneliti, sebagai pengajar dan juga sebagai konsultan. Begitu selalu saya menjelaskan, tatkala memberi inspirasi kepada anak-anak di SDN Kacapiring, Bandung yang saya kunjungi.

Ada yang menarik tatkala saya bertanya kepada anak-anak yang saya beri inspirasi. Yaitu tatkala saya menanyakan tetang ketiga fungsi yang tertera dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Dari ketiga fungsi tersebut, yang paling banyak diminati oleh anak-anak adalah dosen sebagai peneliti. Kedua adalah dosen sebagai pengajar. Sedangkan yang paling sedikit adalah dosen sebagai konsultan.

Kelas Inspirasi Bandung Angkatan Ketiga

Ada dua hal yang bisa saya ambil hikmahnya dari apa yang saya alami selama saya menjadi Relawan Kelas Inspirasi Bandung. Yang pertama, sebenarnya anak-anak tersebut sudah memiliki keinginan yang besar untuk maju secara akademis. Hanya tinggal apakah para penguasa negeri ini dapat memberi fasilitas yang memadai bagi mereka untuk maju atau tidak. Yang kedua, saya bersyukur karena Alloh SWT yang telah memberikan nikmat begitu banyak kepada diri saya. Yang terkadang, saya baru menyadari hal tersebut, manakala saya melihat ke bawah dan bukan melihat ke atas.

Semoga kita menjadi bangsa yang pandai bersyukur.

Kelas Inspirasi Bandung Angkatan Ketiga

Antara Preman dan Enterpreneur

Wednesday, May 11th, 2011

Saya yakin pemirsa mengenal istilah “preman” dan “enterpreneur”. Sekarang ini mulai banyak orang berangan-angan untuk bisa menjadi seorang enterpreneur. Cita-cita yang sangat bagus menurut saya. Namun, bila ternyata karakter yang dimiliki orang tersebut lebih mendukung untuk menjadi bukan seorang enterpreneur, bisa jadi cocoknya memang begitu adanya. Yang saya pahami mengenai para enterpreneur yang sukses, kebanyakan mereka adalah orang-orang yang “pandai mencari celah”. Celah di sini dapat diartikan sebagai suatu kesempatan. Lainnya lagi, mereka juga berusaha untuk bisa berada pada kondisi yang strategis ketimbang operasional melulu. Bila yang diusahakannya mengalami halangan, tidak segan-segan mereka mengambil jalan memutar… atau menunggu… hingga ada kesempatan yang paling tepat untuk bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuannya. Mencari celah… adalah berbeda dengan memaksa atau ngotot. Malah penilaian saya pada orang-orang yang senang memaksa atau ngotot, sebagai orang yang perlu mendapat rasa kasihan. Kasihan… karena orang tersebut terlihat demikian menjijikkan di mata saya. Mencari celah lebih banyak menggunakan akal. Sedangkan si pemaksa atau si pengotot… lebih banyak menggunakan otot. Setau saya, orang yang senang main otot, kebanyakan mereka adalah orang-orang yang dekat dengan dunia premanisme. Termasuk para preman tentunya. Masih lebih mending menjadi mafia sekalian, seperti layaknya godfather. Namun seorang godfather pun, bila saya perhatikan, sangat jauh pembawaannya dari tampilan sebagai seorang yang… pemaksa. Banyak orang memaksa sesuatu agar ia berhasil mencapai tujuannya. Namun banyak sekali dari mereka merasa hampa terhadap apa yang kemudian berhasil mereka raih. Karena berbagi hidup didapatkan dengan cara berbagi. Bukan dengan cara dipaksakan.