Posts Tagged ‘Keblinger’

Mengikuti Prosedur Ala Keblinger

Monday, April 5th, 2010

Sering orang menyangka manakala setiap orang mengikuti prosedur yang sudah ada, segala sesuatunya akan baik2 saja. Namun orang sering lupa bahwa prosedur pun bisa jadi memiliki suatu kelemahan. Maklum prosedur adalah buatan manusia. Manusia adalah mahluk yang kemampuannya seusai dengan harkat kemanusiaannya. Sehingga bila ternyata ada prosedur yang memiliki.. sebutlah suatu “bugs”, dan orang justru mengikuti prosedur yang secara kebetulan mengikuti aturan yang memiliki “bugs” tersebut, maka keadaanya malah akan menjadi berantakan.

Kisah ini benar2 terjadi manakala saya mengikuti kursus Bahasa Inggris dengan beberapa orang rekan saya sesama dosen di institusi tempat saya bekerja. Saat itu sedang liburan akademik, pihak institusi mengadakan program berupa kursus singkat Bahasa Inggris buat para dosen dengan cara memanggil guru pengajar Bahasa Inggris. Dosen2 dikelompokkan jadi beberapa kelas dan masing2 kelas memiliki ketua kelompok kursus. Pengajarnya kebetulan seorang gadis yang masih muda dan kayaknya semangat banget dalam mengajar Bahasa Inggris. Bener2 profesional untuk bidangnya menurut saya. Bagus seh klo kita diajar oleh orang yang kalo ngajar tuh semangat, begitu dalam pikiran saya. Suatu saat terdapat acara penting yang suka atau tidak suka menyita perhatian para dosen untuk mempersiapkan diri dalam rangka mengikuti acara tersebut. Kebetulan waktunya mepet sekali dengan hari untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris dan jadwal pengajaran kursus Bahasa Inggris saat itu pun tinggal dua pertemuan lagi. Saya yang merasa baik2 saja pas hari untuk pergi kursus, ya datenglah untuk kursus. Ketemu sama guru pengajar kursus Bahasa Inggrisnya untuk memulai pelajaran. Ternyata, yang kursus Bahasa Inggris saat itu cuma saya doank. Sedangkan rekan2 saya yang lain tidak ada satu pun yang hadir. Bener2 mirip kursus privat jadinya saat itu. Lalu saya bilang kepada guru Bahasa Inggris saat itu, agar sebaiknya pertemuan kursus yang terakhir, ditunda dulu saja sampai pekan depan mengingat saya kuatir tidak ada seorang pun yang datang di hari pertemuan terakhir lantaran terdapat acara penting saat itu di institusi yang waktunya mepet sekali dengan hari kursus Bahasa Inggris. Saya bilang pada si guru Bahasa Inggris supaya memberitahu apa yang saya sampaikan kepada ketua kelompok kursus. Namun si guru Bahasa Inggris keberatan dengan saran saya lantaran hal tersebut tidaklah sesuai prosedur (senyum2 mode), lagipula menurutnya, ia tidak mendapat pemberitahuan apa pun dari ketua kelompok kursus. Ya wess.. begitu selesai kursus Bahasa Inggris, besok2 nya saya temui ketua kelompok kursus dan menyarankan hal yang sama kepadanya seperti apa yang saya sarankan kepada si guru Bahasa Inggris. Apa tanggapan si ketua kelompok kursus? Tanggapannya adalah sama kurang lebihnya seperti tanggapan si guru Bahasa Inggris. Hal tersebut menyalahi prosedur. Sebab bila hal tersebut dilakukan, maka sebaiknya diberitahukan dulu ke semua peserta kursus. Supaya tidak berkesan “main ambil alih” mungkin maksudnya. Saya yang saat itu MERASA sudah melakukan hal yang menurut saya menjadi kewajiban saya, ya sudah.. tidak berberat hati terhadap hal yang sangat mungkin terjadi. Begitulah pemirsa, pas hari terakhir kursus tiba, tidak seorang pun yang hadir kecuali si guru Bahasa Inggris. Si guru Bahasa Inggris pun ngomel2 via sms ke saya. Untung gurunya cantik, jadi na saya masih bisa agak sabar nanggapin na :) (Mohon maap lantaran ngomong gini maklum masih bujangan mode). Ya saya bilang kepada si guru Bahasa Inggris, bukankah kejadian tersebut sudah saya peringatkan sebelumnya, bahwa hal tersebut sangat mungkin sekali terjadi? Dan kemudian perihal si guru Bahasa Inggris yang ngomel2 lantaran gak ada peserta kursus yang hadir, saya kasih tau pula kepada si ketua kelompok kursus. Si ketua kelompok kursus hanya bisa merasa bersalah. Setelah itu.. menyesal (seperti penyesalan orang yang biasanya menyesal belakangan lantaran lengah). Apakah saat itu saya menyesal pemirsa? Jengkel seh iya. Tapi klo menyesal, insya Alloh saya sudah menyerahkan permasalahan kepada Yang Maha Kuasa setelah.. saya melakukan hal yang menurut saya memang perlu untuk saya lakukan..

Pemberdayaan Masyarakat Ala Keblinger

Monday, April 5th, 2010

Baru2 ini saya dengar melalui suatu media massa bahwa daerah Lampung dijadikan semacam pilot project untuk memberdayakan masyarakat dalam menangani banjir bila musibah tersebut terjadi. Bagus seh menurut saya. Sepertinya.. maksudnya baik. Cuma menurut saya agak keblinger. Pasalnya, berkesan pemerintah, khusunya pemerintah daerah tuh melulu menuntut masyarakat menurut saya. Mengapa tidak mulai dari pemerintahnya dulu yang menerapkan tata kelola daerahnya secara baik. Baru kemudian klo masih juga terjadi bencana, barulah masyarakatnya diberdayakan. Lah wong tata kelolanya aja ngawur gak karuan, ya sudah pasti musibah kayak banjir bakalan jadi TRADISI. Lalu sampai batas mana kemampuan masyarakat melulu harus diberdayakan? Seharusnya bila mau agak adil, ya pemerintah ngasih insentif donk ke masyarakatnya. Jangan berkesan melulu menuntut.