Posts Tagged ‘Lapindo’

Daerah Bebas Terbang

Saturday, January 2nd, 2010

Pertama kali saya tinggal di daerah tempat tinggalku yang baru, senang sekali rasanya. Gimana gak senang, karena saya bisa mendengar suara burung-burung berkicau indah sekali. Saya gak perlu beli suara itu dan suara-suara itu datang seperti anugerah Tuhan kepada lingkungan sekitar saya. Tapiii.. kini sepertinya berkah itu mulai berubah menjadi bencana. Seakan-akan ada bunyi yang sangat mengganggu beterbangan kesana kemari gak tau maunya apaan. Gedeg-gedeg-gedeg.. ngoooeeeng.. ngoooeeeng.. mengalahkan bunyi kicau burung yang biasanya bisa saya nikmati sehari-hari. Sampai geleng-geleng kepala saya. Berisik pisan euy. Kayaknya di wilayah tempat tinggal saya sudah berubah menjadi “daerah bebas terbang”. Daerah bebas polusi udara. Maksudnya bukan dilarang terbang, tapi kalo perlu terbang kesana kemari tiap 10 menit sekali. Klo di luar negeri, meski institusi yang melakukannya.. hal itu bisa dituntut dengan tuntutan menganggu ketenangan hidup. Klo di Indonesia.. listrik mati aja gak ada yang bisa nuntut. Apalagi yang kayak beginian. Mungkin penguasanya ingin mengusir burung-burung yang ada. Padahal burung-burung itu selalu bertasbih memuji Tuhannya. Bila burung-burung itu pergi, mungkin tinggal nunggu bencana datang kali ya. Ya wess.. nunggu Bandung jadi Kota Atlantis berikutnya.. saya mah cuma bisa menonton dan berdo’a.. maklum bukan penguasa. Penguasa kan baru puas akan kemakmuran yang didapatnya kalo mulutnya sudah dijejali berbagai bencana. Seperti Lapindo. Bener kan? (Ditulis 2 Nopember 2008)

Menyelamatkan Kodok Kecil

Tuesday, June 23rd, 2009

Suatu pagi, pas saya ke laboratorium jaringan komputer, agak ter-kaget2 juga pemirsa. Pasalnya, saya melihat seekor kodok kecil di dalamnya. Saya jadi berpikir, ne kodok gimana cara masuknya ya? Soale laboratorium jaringan komputer adanya di lantai dua. Trus pintu lab na juga terkunci rapat. Apa ne kodok punya kemampuan loncat yang tinggi sekali ya, sehingga sekali loncat aja bisa nyampe ke lantai dua. Ya wess.. akhirnya saya berpikir memindahkan kodok kecil ini ke habitat yang saya pikir sesuai untuknya. Di tempat yang banyak rumputnya, di blakang gedung. Pas lg nyari tempat yg pas buat ne kodok, tiba2 saya ngeliat kodok dewasa yg lg bengong. Pinginnya seh saya taro ne kodok kecil di samping kodok dewasa ini. Cuma nanti bakalan berantem gak ya? Akhirnya saya taro aja kodok kecil di tangan saya di tempat yang agak jauh dari kodok dewasa yang lagi bengong. Moga2 kodok kecil na bisa survive. En.. saya juga bisa survive pula di akhirat kelak. Amin.

NB: masih lebih mudahlah menyelamatkan kodok kecil ketimbang menyelamatkan korban lumpur Lapindo :)