Posts Tagged ‘Yogyakarta’

Soto Kudus Pak Dewo, Soto Paling Enak Se-Yogyakarta

Saturday, August 6th, 2016

Setiap kali saya berkunjung ke Kota Yogyakarta, saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah tempat makan yang sejak lama telah menjadi langganan saya. Namanya adalah Soto Kudus Pak Dewo.

Lokasi Soto Kudus Pak Dewo ini terletak di Jalan C. Simanjuntak No. 62, yaitu di daerah Terban, Yogyakarta. Bila menggunakan Google Map, bisa meng-copy paste koordinat: -7.776766, 110.374081 di form pencarian pada Google Map. Koordinat tersebut berarti South: 7.776766 dan East: 110.374081.

Koordinat Soto Kudus Pak Dewo

Saya cukup berani mengatakan bahwa soto ini adalah yang terlezat se-Yogyakarta, karena memang begitulah menurut penilaian masyarakat di Yogyakarta. Biasanya saya pesan “soto pisah”, maksudnya antara soto dan nasinya tidak dicampur.

Menu Soto Pisah di Soto Kudus Pak Dewo

Adapun untuk makanan selezat ini, harganya juga cukup kompetitif.

Saking lezatnya, jangan heran saat saya makan soto di tempat ini, cara makan saya lamaaa sekaliii. Soalnya benar-benar saya nikmati dengan cara berlama-lama mengunyahnya, alias tidak langsung saya telan melalui tenggorokan. Istilahnya, mengunyahnya juga sambil merem-merem (bukan merem-melek).

Saya ingat sebelum tahun 90-an, saya diajak mampir ke Soto Kudus Pak Dewo ini oleh paman saya. Tempat makan ini berdiri di emperan jalan. Berdiri layaknya pedagang kaki lima, jadi bukan di toko. Pak Dewo ini benar-benar mendirikan usaha sotonya boleh dibilang dari nol. Bagi saya ini benar-benar prestasi yang luar biasa.

Setelah selesai makan soto, tidak lupa saya meminta Pak Dewo sendiri untuk berfoto bersama saya.

Foto Bareng Pak Dewo

So… bila mampir ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke Soto Kudus Pak Dewo ini.

Bagusnya Orang Jawa

Saturday, March 27th, 2010

Saya sangat tidak berharap sekali bilamana saya menjadi orang yang bau2-nya SARA banget. Begitu juga harapan saya terhadap keturunan saya kelak di kemudian hari. Sebab menurut saya hal itu dapat membuat kebenaran menjadi bias. Padahal kebenaran sendiri datangnya bisa dari mana saja. Termasuk dari suku mana pun. Meski begitu saya tidak menampik dalam kehidupan saya, saya mengalami perlakuan yang bau2-nya agak2 mirip SARA tersebut. Gak usah jauh2 deh. Waktu saya kuliah di Depok, ada juga tuh rekan mahasiswa yang bau2-nya seperti membeda-bedakan antara yang Jakarta dan Non-Jakarta. Moga2 saya salah seh. Tapi setidaknya yang saya rasakan adalah demikian. Saya sendiri tidak berharap tatkala saya bekerja di institusi di mana sekarang saya berada, hal2 yang ber-bau2 SARA ini ada. Tapi sewaktu saya selesai mengajar kuliah tambahan hari ini, ada mahasiswa yang ngomong-nya kayak2 bau2 SARA gitu deh. Sekali lagi moga2 saya salah seh. Tapi setidaknya saya yakin benar bahwa “telinga” saya masih peka atas perkataan seseorang.

Klo boleh saya menjelaskan dari mana asal muasal saya. Saya sendiri memiliki ayah yang berasal dari Jawa Timur. Sedangkan ibu saya dari Yogyakarta. Sedangkan saya sendiri.. lahir di Jakarta. Jadi silakan tebak sendiri dari mana saya berasal.

Btw, ada yang saya suka dari sikapnya orang Jawa. Mungkin ini kali ya yang menyebabkan presiden di negeri impian ini selalu berasal dari orang Jawa. Yang pertama, hampir semua orang di negeri impian setuju terhadap hal yang pertama ini. Bahkan tatkala saya mendengar suatu ceramah agama pun, ustad yang berceramah juga setuju akan hal ini. Gambaran sikap orang Jawa tuh seperti huruf “O” yang biasa terdapat pada huruf vokal pada akhir nama orang Jawa. Orang Jawa bila sudah menginginkan sesuatu, selalu bulat tekadnya. “O”-nya penuh dan tidak setengah2.

Yang kedua, mungkin belum tentu semua orang setuju kali ya. Soale ini asalnya dari perasaan saya aja. Yang kedua adalah.. jarang sekali ada orang Jawa tulen.. yang kelakuannya kayak “anjing yang sedang menggonggong”.

Saya minta maaf bila ada yang tersinggung. Btw yang saya bicarakan ini adalah mengenai profil orang Jawa dari.. keseharian yang saya lihat. Tentunya saya masih bisa “melihat” dan juga “mendengar” donk ya. Karena itu adalah anugerah. Semoga maklum.

Take Action! 24 Oktober 2009

Thursday, October 22nd, 2009

Tanggal 24 Oktober 2009 dijadikan sebagai Hari Aksi Perubahan Iklim Sedunia. Lebih dari seribu aksi lokal di berbagai pelosok dunia dengan tema “350″ akan dilakukan. Di Indonesia sendiri, aksi rencananya akan dilakukan di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Pangeran Mangkubumi. Aksi dilakukan dengan menanam 350 bakal pohon. Bagaimana dengan kita yang ada di daerah lain di Indonesia? Seperti saya yang tinggal di Bandung? :)

Tenang.. kita masih bisa berpartisipasi dengan ikutan di situs social network dari 350.org. Silakan mendaftarkan diri Anda dan menjadi bagian dari komunitas yang mendukung aksi perubahan iklim sedunia. Take your action, please!