Posts Tagged ‘Penyesalan’

Dibangunkan Iblis untuk Sholat

Sunday, July 4th, 2021

Alkisah, ada seorang lelaki yang tidur, dan hampir saja ia melewati waktu sholatnya. Seketika, ia dibangunkan oleh seseorang, yang tidak lain adalah iblis yang menyamar. Atas izin Alloh SWT, sang lelaki mengenali sosok sang iblis, dan ia bertanya mengapa sang iblis membangunkannya. Iblis pun menjawab bahwa dibangunkannya dirinya, lantaran sang iblis tidak mau dirinya terlewat waktu sholatnya. Sang lelaki yang tidak mempercayai sang iblis terus mendesak iblis sambil berlindung kepada Alloh SWT melalui doanya, agar sang iblis mengatakan alasan sebenarnya. Sebab, sang lelaki mengetahui benar bahwa sang iblis dengan segala tipu dayanya, tidak akan pernah benar-benar bermaksud menyelamatkan anak Adam.

Akhirnya, sang iblis pun menjawab dengan jujur, bahwa ia membangunkan sang lelaki dari tidurnya, lantaran bila ia melewati waktu sholatnya, maka lelaki itu akan menyesali kelalaiannya. Penyesalan tersebut akan semakin mendekatkan dirinya pada mengingat Alloh SWT. Sebab, bagi iblis, kedekatan seseorang yang disertai dengan rasa penyesalan, sesungguhnya adalah lebih baik daripada dua ratus kali sholat.

Sebuah kisah yang diabadikan dalam Matanawi, Jalaluddin Rumi.

Wallohu a’lam.

Antara Logika dan Popularitas

Wednesday, May 11th, 2011

Pernahkah pemirsa berlogika? Atau dengan kata lain, pernahkah menghadapi sesuatu yang pemecahan solusinya harus dengan melakukan sesuatu yang rasional? Pertanyaan saya yang lain, apakah orang-orang yang populer sekarang ini sangat pantas untuk dijadikan panutan? Ataukah kepopuleran mereka sangat pantas diterima logika ketimbang sekedar emosional belaka? Saya cuma ingin mengatakan bahwa… saya merasa tidak perlu untuk menjadi populer tatkala berlogika. Dan tatkala logika saya harus memutuskan sesuatu… tidaklah saya merasa perlu terhadap keputusan yang saya ambil tersebut, untuk menjadi suatu keputusan yang populer, dan mempopulerkan saya. Harapan untuk populer semacam itu hanyalah pencapaian yang bersifat emosional, sesaat, dan berakhir dengan penyesalan. “Penyesalan”… sebuah kata yang telah banyak orang menjadi korbannya, namun seakan banyak orang “meminta” untuk menyesal. Bila suatu popularitas perlu saya raih, bisa jadi lebih karena saya menganggapnya sebagai “perangkat bantu” yang perlu saya gunakan untuk sesuatu yang lebih pantas disebut sebagai… keteladanan. Dan juga saya tidak perlu harus menyewa “fans bayaran” agar fans saya terlihat banyak, seperti yang dilakukan oleh para artis kebanyakan :)